Memahami Unsur Intrinsik Fiksi Sandiwara Radio Tutur Tinular (1)

Masih tentang setting sosial budaya Syiwa-Budha yang digunakan dalam SR TT. Saya teringat pertanyaan salah satu teman FB yang saya kenal lewat grup ini tentang alasan mpu Hanggareksa tidak setuju jika Arya Kamandanu mengawini Mei Xin sewaktu awal kedatangan Mei Xin di rumahnya. Saya pikir lucu juga pertanyaannya, masak iya sih orang tua harus langsung setuju waktu anaknya mengajukan izin untuk menikah? Ya pastinya ada pertimbangan yang akan diberikan oleh orang tua. Tapi berikutnya saya pikir menarik juga pertanyaan itu dan pastinya juga ada jawabannya yang sudah diuraikan di SR. Read more…

Memahami Unsur Intrinsik Fiksi Sandiwara Radio Tutur Tinular (2)

Almarhum bapak S. Tidjab mengambil latar belakang sosial budaya masyarakat yang menganut ajaran Syiwa-Budha di masa akhir Singasari dan awal berdirinya Majapahit sekitar tahun 1286 hingga 1309 untuk penulisan SR TT.

Hal ini berarti segala tingkah laku manusia, suasana dan keadaan dalam SR TT akan didasarkan pada filosofi Syiwa-Budha yang digambarkan dalam suasana sejarah masa itu. Apakah seseorang melakukan dharma ataupun adharma ukurannya adalah filosofi Syiwa-Budha yang ada saat itu. Read more…

ALUR CERITA TUTUR TINULAR

Bagian 2

Dengan mengambil latar belakang cerita berdasarkan lini masa runtuhnya kerajaan Singasari dan berdirinya kerajaan Majapahit, alur cerita pada SR TT menjadi sangat runtut dan mudah dipahami. Cerita berkisar antara tentang waktu 1286 sampai 1309.

Namun demikian saya sempat membaca beberapa komentar di grup ini maupun grup lain yang serupa mengenai silang pendapat pada alur bagian sejarah yang digunakan sebagai latar belakang cerita. Bahkan ada yang ekstrim mengatakan "pak Tidjab salah dalam menuturkan urutan peristiwa sejarahnya dan diperbaiki oleh Imam Tantowi melalui sinetron TT 97". Read more…

Judul yang dijanjikan

Salah satu hal yang kadang membuat saya kesal selain berubahnya nama tempat ketika sebuah kejadian terjadi, adalah perubahan judul episode.

Pada akhir episode keenam Banyu Cakra Buana , disebutkan judul episode berikutnya adalah : Air Mata Seorang Pendekar. Akan tetapi pada episode ketujuh, sang pembawa cerita selalu menyebutkan judul episode tersebut sebagai : Kemelut Hati Sang Pendekar

Begitu pula episode Kisah di Tanah Naga, yang diperkenalkan sebagai Kisah di Negeri Seberang pada akhir episode Petaka Asmara Dewa

Pengembaraan Mamang Kuraya dan cucunya

Setelah diselamatkan oleh Mamang Kuraya dari tawanan Mayang Telasih, Purbaya dan Cempaka mulai mengikuti pengembaraan bersamanya menuju kerajaan Indraprasta di pantai utara. Akan tetapi mereka tidak langsung ke sana, melainkan menyimpang jalur dahulu ke arah barat.

Mereka sampai di hutan Cimalaka Hideung ( yang bila melilhat google maps, maka lokasinya berada disekitar Sumedang sekarang ) dan bertemu dan bentrok dengan Bobongkong, kelompok manusia siluman harimau. Read more…